Arti Dibalik Ketua Umum MUI Yang Baru
Oleh :
Alie Fadhilah Musthofa
(Pengasuh Pesantren Sunan Ampel Totokaton, Punggur, Lampung Tengah/
Wakil Ketua MWC NU Kecamatan Punggur, Lampung Tengah)
Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia yang baru saja digelar pada 25 – 27 November 2020 kemarin dengan salah satu agenda utama pemilihan ketua umum sejatinya tidaklah berbeda dengan pergantian Ketua Umum MUI periode sebelumnya. Namun bagi penulis, ada arti yang berbeda mengingat saat ini ulama dengan definisinya dan sosok yang melekat padanya menjadi perbincangan hangat di negeri ini.
Fenomena seseorang yang menggunakan atribut ulama dengan ciri khas penampilannya yang mengenakan jubah dan surban ditambah kelebihan fasih berbicara kadang kala menjadikannya langsung dianggap sebagai seorang ulama oleh sebagian orang, padahal tentu tidak demikian.
Terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI seolah menjadi jawaban, apa arti dan bagaimana ulama sesungguhnya. Proses panjang beliau dalam menimba ilmu agama, mendapatkan ilmu langsung dari guru yang alim dan latar belakang kehidupan agamis sedari kecil, semuanya sangat berpengaruh sehingga dari sosok beliau kita bisa melihat kepribadian yang santun, tutur kata yang lembut, pemikiran yang moderat, sikap yang bijak, pemahaman ilmu agama yang mumpuni dan banyak hal lainnya yang memang karakter seperti itulah yang harus dimiliki oleh seorang ulama.
Ulama dengan predikatnya sebagai pewaris nabi maka akan menjadi panutan bagi umat. Oleh karena itu, sebagai masyarakat kita pun harus bijak dalam memilih panutan agar dapat memperoleh kebaikan yang sebenarnya. Waallahu’alam.
