Mari Kita Sukseskan, Ma’arif NU Songsong Generasi Emas Indonesia 2045

0
1019

LAMPUNG TENGAH – Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) PBNU, Drs. KH. Zainal Arifin Junaidi, M.B.A, menyampaikan, di era pandemi Covid-19 ini adalah semua adalah takdir Allah SWT, semua manusia hanya mempunyai rencana, tapi hingga saat ini pademi Covid-19 juga belum berakhir, yang berimbas pula kepada dunia pendidikan.

“Proses pendidikan yang terpenting di era pandemi ini adalah pendidikan  yang berkarakter, guna menyongsong generasi emas 2045. Islam tidak hanya mengajarkan literasi / iqra saja, yang jauh lebih dalam proses pendidikan adalah akhlakul karimah, karakater dan berketerampilan sosial,” ungkapnya.

Hal ini disampaikan Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Drs. KH. Zainal Arifin Junaidi, M.B.A,  pada Welcome Speech agenda Webinar Pendidikan Nasional zoom meeting, Kamis (29/4/2021) siang, dengan mengusung tema besar Menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045.

“Merancang masa depan pendidikan Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Arus globalisasi adalah keniscayaan. Peserta didik dibawah naungan payung Lembaga Pendidikan Ma’arif NU harus siap bersaing diera global ini, siapkan sumber daya manusia yang handal, dan berdaya saing tinggi,” tambahnya.

“Menyongsong Indonesia 2045 konsep pendidikan kita jangan melupakan orientasi kebangsaan, jangan memalsukan sejarah. Generasi emas Indonesia 2045 haruslah mempunyai religiusitas dan karakter yang kuat, selain itu peserta didik LP Ma’arif NU selain harus mampu menjawab tantangan zaman, juga harus bisa memberikan tantangan zaman,” tutupnya.

Ketua PBNU, Dr. H. Hanief Saha Ghafur, menyampaikan, dalam proses pendidikan yang diutamakan adalah nilai-nilai karakter. Kesuksesan seseorang hanya didukung akademik 20 %, lain-lain 20%, dan yang paling dominan adalah 60% adalah karakter atau akhlak.

“Penanaman nilai-nilai karakter dalam proses pendidikan yang ideal pada usia 5 – 25 tahun. Pendidikan karakter harus diutamakan dimulai dari lingkungan keluarga, terutama dominasi dari contoh orang tuanya, ibu bapaknya,” ujar dosen UI ini.

“Generasi Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan dengan mencetak sumber daya manusia yang memiliki karakter dan kepemimpinan. Sangat tepat LP Ma’arif NU tampil didepan optimis untuk mewujudkan cita-cita ini,” tutupnya.

Anggota BSNP, Dr. Ir. Kiki Yuliati, MSc, dalam pemaparannya, seluruh stakeholder LP Ma’arif NU di Indonesia harus siap menyambut paradigma pendidikan Abad XXI. Pendidikan Nasional Abad XXI seyogyanya bertujuan untuk mewujudkan cita–cita bangsa. Pendidikan Nasional Abad XXI harus menanamkan rasa kebangsaan dan penghayatan dan kemampuan menghargai budaya nasional. Muara pendidikan adalah mewujudkan perilaku beretika yang mencakup kesantunan, keadaban karena pendidikan adalah pengawal peradaban (the guardian of civilization).

“Songsong Generasi Indonesia Emas 2045, LP Ma’arif NU harus membuat strategi pendidikan masa depan, antara lain; teknologi pendidikan, guru, dosen, peserta didik, metode belajar mengajar kreatif, materi ajar yang kontekstual dan struktur kurikulum mandiri berbasis individu,” ujarnya.

Pemateri lainnya, Dr. Ki Saur Panjaitan XIII,  menyampaikan,  dalam rangka mencetak Generasi Indonesia Emas 2045, dalam proses pendidikan jangan meninggalkan kebudayaan. Karena pendidikan adalah proses pembudayaan, proses memanusiakan manusia, proses membentuk bangsa yang berkarakter, yang berkarakter mandiri dalam mencapai cita-cita nasionalnya, tangguh dan digdaya.

“Pendidikan perlu dihidupakan sebagai proses pembudayaan agar  anak-anak Indonesia tetap berpijak kokoh pada budaya bangsanya, budaya Pancasila,” ujar Sekjen Tamansiswa ini.

Kebudayaan mendesain masa depan, titik tolaknya adalah ke budaya ber-Pancasila. Tanpa kebudayaan kita tidak bisa merancang masa depan,” tutup Ketua PC LP Ma’arif NU Kota Jakarta Utara ini.

Webinar Pendidikan Nasional zoom meeting ini selain diikuti jajaran pengurus LP Ma’arif NU PBNU juga diikuti, LP Ma’arif NU PWNU se Indonesia, LP Ma’arif NU PCNU, satuan pendidikan di lingkungan Ma’arif NU, pemerhati pendidikan, dan lain-lain. Dengan moderator Wakil Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Gus Hamka (Tim LTN NU Lamteng)