KH. Zulfa Musthofa : Orang Tua Yang Memondokkan Anaknya Di Pondok Pesantren Harus Bersyukur

0
344
Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa

LAMPUNG TENGAH – Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa, menyampaikan, Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah ini telah melahirkan banyak kiai, salah satunya Rais Syuriah PCNU Tulang Bawang, dan kiai – kiai lainnya. Apa – apa pengabdian yang ada pada kiai nya maka akan di ikuti oleh santrinya.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa dalam agenda Haflah Akhirussanah ke-38,  Jum’at (16/2/2024) malam, bertepatan 6 Syaban 1445 H bertempat di Aula Muktamar NU Pondok Pesantren Darussa’adah, Mojo Agung, Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Santri KH. Ahmad Sahal Mahfudz, Kajen, Pati, Jawa Tengah ini melanjutkan, saya mengucapkan selamat kepada khatimin / khatimat yang telah mengkhatamkan kitab-kitab tersebut, antaralain ; santri TPQ,  santri Al Quran, santri al ‘Imrithi, santri Alfiyah Ibnu Malik, dan santri Jauharil Maknun.

“Momen ini harus di syukuri oleh para wali santri, karena nadhaman – nadhaman tersebut bisa di hafalkan, dan bisa di mengerti. Nomor 1 (satu) santri syukuran dulu, nikmat syukur kepada Allah SWT karena anaknya telah khatam,” imbuhnya.

Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa dalam agenda Haflah Akhirussanah ke-38, Jum’at (16/2/2024)

Alumni Pesantren Kajen, Pati, Jawa Tengah, menjelaskan, menjadi santri di pesantren itu nikmat. Oleh karena itu ada orang tua yang memondokkan anaknya di Pondok Pesantren harus bersyukur. Bersyukur punya anak yang cerdas itu nikmat. Di pesantren itu mendapatkan dua keutamaan, pertama, dapat ilmu dan dan kedua, dapat contoh – contoh akhlak. Santri langsung belajar dari ulama, pengasuh pesantrennya, ulama punya kompetensi keilmuan dan punya kompetensi akhlak.

Keponakan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin ini lebih lanjut menjelaskan, zaman sekarang adalah zaman artifisial intelegensi (AI), atau kecerdasan buatan. Manusia sekarang bergantung dengan Mbah google, banyak mesin pintar sekarang ini chat gpt.

“Tapi mesin-mesin teknologi tersebut masih ada kelemahan, yakni tidak punya sanad keilmuan. Sanad ini yang membuat robithoh / hubungan yang kuat. Misalnya, agenda haul / haflah di pondok-pondok pesantren kenapa ramai hingga ribuan lapisan masyarakat yang hadir, karena ada hubungan santri – kiai, keterikatan batin,” tambahnya.

 

(REDAKSI)