Gus Andi Ali Akbar: Orang Yang Beriman Menjaga Lisan dan Memuliakan Tamu

0
932
Dr. KH. Andi Ali Akbar, M.Ag, dalam Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi

LAMPUNG TENGAH – Pada tema ngaji kita malam ini yaitu menjelaskan hadits ke 15, yakni tentang fiqh sosial, yaitu manusia untuk bicara yang baik, kalau tidak diam, menjaga lisan itu berat.

Kesempurnaan iman kepada Allah SWT dan hari akhir adalah seseorang di uji sejauh mana tutur katanya. Iman yang mendapat ridho Allah SWT, kalau tidak diam saja. Hari akhir itu sesuatu yang mengerikan, berbicara yang baik itu sangat penting.

Hal tersebut disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah Dusun Kauman, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Dr. KH. Andi Ali Akbar, M.Ag, dalam Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi, Selasa, (10/10/2023) malam, di Masjid Al ikhlas, Dusun Kampung Baru, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah.

Dr. KH. Andi Ali Akbar, M.Ag, dalam Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi

Gus Andi, sapaan akrabnya sehari-hari, lebih lanjut menyampaikan, pesan Imam Syafi’i, berbicara yang baik itu di fikir terlebih dahulu, melihat kondisi latar belakang sosial, ada ukurannya, jangan menimbulkan efek negatif.

Wakil Katib Syuriah PCNU Lampung Tengah ini menambahkan, dalam Islam menyampaikan pesan haruslah tepat sasaran, menyampaikan tutur kata pesan agama sesuai tepat sasaran. Sebuah perkataan jangan menimbulkan efek buruk, kita belajar dari kitab suci Alquran, semua yang ada di dalam Alquran adalah pesan baik, dan tepat sasaran. Jangan ngomong yang tidak berfaedah, atau lebih baik diam. Kita harus bersyukur Islam mengajarkan nasehat seperti ini, sudah di ajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ketua STISDA Lampung Tengah  ini selanjutnya, menjelaskan, seorang hamba harus cermat dengan zamannya, apalagi suasana seperti ini, semua serba zamannya teknologi. Dan bisa menjaga lisannya, bicara secukupnya, yang berfaedah saja, tidak usah berlebihan.

“Iman seseorang yang tidak bisa lurus, harus menjaga lisan, dan menjaga hatinya. Ngomong kita harus sesuai fakta. Kita harus bisa mengeremnya, salah satunya dengan ngaji seperti ini. Diam pada waktu yang tepat menjadi sifat seseorang yang sempurna. Berbicara pada waktu yang tepat. Jika tidak diam saja, berbicaralah yang benar, atau lebih baik diam,” tambahnya.

Dr. KH. Andi Ali Akbar, M.Ag, dalam Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi

Alumni Pondok Pesantren Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur ini, menjelaskan, hadits selanjutnya, kita memperbaiki akhlaq dengan tetangga, 40 rumah setelah rumah kita itu tetangga. Tetangga ada 3 jenis; tetangga kafir, tetangga muslim, dan tetangga saudara itu sendiri.

“Kita ditugaskan untuk memuliakan tamu, seperti di contohkan Nabi Ibrahim, ketika makan ngajak teman / tamu. Beliau di juluki bapaknya tamu. Selanjutnya, Jika kita punya tamu, teman kita sendiri, di servis yang terbaik, disuruh nginep, tempat dibuatkan yang baik, supaya betah/kerasan. Mudah-Mudahan sedikit demi sedikit dari hadits perintah dari Nabi Muhammad SAW ini kita bisa menjalaninya,” tutupnya.

 

(REDAKSI)