Jejak Syiar Islam Wali Timbas Buyut Baru Lampung Tengah
Oleh :
Saifur Rijal, S.H.I
(Ketua PC Lakpesdam NU Lampung Tengah)
LAMPUNG TENGAH – Sebagai tuan rumah Muktamar ke-34 NU pada 22-27 Oktober 2020 mendatang, Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung memiliki beberapa makam-makam kuno/kramat yang tersebar dibeberapa Kampung/Desa/Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah dan sekitarnya. Dan diyakini oleh penulis, beliau-beliau adalah inisiator garda depan dalam proses syiar dakwah Islam pada zamannya di wilayah ini.
Proses rangkuman informasi ini lebih banyak kami dapatkan dengan metode wawancara (interview), baik dengan masyarakat sekitar, maupun kolega terdekat yang masih hidup.
Salah satu tokoh pendakwah Islam ini adalah, nama lengkap Wali Timbas adalah Syekh Imam Ahmad atau Panglima Timbas, atau Senopati Sangjaya atau Minak Sangjaya Terbanggi Besar atau wali Timbas, beliau adalah putra bungsu dari tiga bersaudara. Sulung beliau dikenal dengan nama Prabu Sangjaya, yang kedua dikenal dengan Syekh Sadatulloh Terbanggi.
Cerita tutur masyarakat Kampung Buyut Baru Kecamatan Seputih Raman ini, menyebutkan bahwa Wali Timbas dahulunya adalah seorang muslim taat, berpengetahuan agama luas dan andil dalam penyebaran Islam diwilayah sekitar dengan haliyah-nya.
Tentang asal usul Wali Timbas berkembang beberapa versi yang diceritakan. Pertama, meyebutkan bahwa beliau adalah seorang pendatang muslim asal Banten yang masuk ke wilayah Lampung melalui jalur sungai menggunakan pintu masuk Cabang Gaya Baru (sekarang Kecamatan Bandar Surabaya) bersama ketiga saudaranya tersebut, menyebarkan ke-Islaman diwilayah Terbanggi Besar dengan haliyah beliau serta menikah dengan salah satu putri asli Lampung Terbanggi dan dari adanya pernikahan yang dilakukan mempercepat proses masuk dan perkembangan Islam diwilayah ini.
Kedua, Wali Timbas merupakan salah satu moyang keturunan Terbanggi Besar yang pernah tinggal dan dimakamkan di daerah pinggiran sungai Way Seputih Lampung Tengah yang dahulunya merupakan satu kesatuan dengan wilayah Terbanggi, oleh sebab bergesernya arus sungai dikarenakan proses kejadian alam kini masuk wilayah Kecamatan Seputih Raman.
Ketiga, Wali Timbas dikenal sebagai sosok muslim taat, berpengetahuan Islam luas dan menyebarkan Islam dengan haliyah-nya. Ia merupakan salah satu moyang keturunan Sukadana Lampung Timur, meninggal dan dimakamkan diwilayah bantaran sungai Way Seputih, dimana dahulu terdapat perkampungan Bumi Jawa sebelum migrasi ke Gedong Dalam.
Secara geografis, makam Wali Timbas berada di pinggiran sungai Way Seputih Kampung Buyut Baru Kecamatan Seputih Raman pada posisi titik koordinat 4’50 LS dan 105’ 22’ BT, berdekatan dengan makam istri beliau. Sementara lokasi makam kakak beliau, Prabu Sangjaya, berada bawah rerimbunan pohon bambu sekitar 300 meter dari lokasi makam Wali Timbas, adapun Syekh Sadatulloh dimakamkan di Terbanggi Besar.
Disisi lain, menurut keterangan Bapak Taufiq, salah satu warga kampung Buyut Baru (dahulu kampung RL) sekaligus salah satu pengurus Ranting NU setempat menuturkan kepada penulis, pada 16 April 2020 lalu, bahwa sebenarnya posisi makam Wali Timbas yang sekarang terlihat cukup jauh dari perkampungan dahulunya justeru berada didekat keramaian perkampungan. Ia masih ingat betul Taufiq kecil masih melihat perkampungan dekat sungai yang kini telah berpindah bahkan dulu sempat bermain bersama sebayanya dikawasan perkampungan tersebut, namun kini kawasan tersebut sudah berubah beralih fungsi menjadi daerah lahan tanam pertanian/perladangan.
Bapak Taufiq juga mengamini tentang adanya cerita bahwa jalur sungai yang dahulunya lebih dekat ke wilayah Kecamatan Terbanggi Besar oleh sebab alam kini bergeser jalur airnya dan lebih dekat sekaligus masuk wilayah Kampung Buyut Baru Kecamatan Seputih Raman. Wallahua’lam.
Kotagajah, Lampung Tengah, 4 Mei 2020