OPINI :
GUSDUR, DARI SANTRI UNTUK NEGERI
Oleh :
Alie Fadhilah Musthofa
(Pengasuh Pesantren Sunan Ampel Totokaton, Punggur, Lampung Tengah /
Wakil Ketua MWC NU Punggur, Lampung Tengah)
Bagi kalangan Pesantren, KH Abdurrahman Wahid / Gus Dur adalah simbol bagaimana seorang santri berkarya untuk agama sekaligus bangsanya. Gus Dur memang dikenal sebagai seorang Kiai besar dengan sebutan KH. Abdurrahman Wahid, tapi dibalik itu beliau adalah tetap seorang santri dikarenakan mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren dan berguru kepada beberapa Kiai.
Sebagai seorang santri, Gus Dur mampu merealisasikan apa yang menjadi doktrin para santri di Pesantren yang merupakan hadits Rasulullah SAW yaitu “Khoirunnaasi anfa’uhum linnaasi” yang artinya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Hal itu tentu dapat kita lihat dari apa yang telah Gusdur lakukan semasa hidupnya.
Pemikiran Gus Dur contohnya, dengan analisa yang mendasar dan komprehensif menjadikan pemikiran Gus Dur patut untuk menjadi perhatian siapa saja dan menjadi gagasan yang brilian dalam menyikapi berbagai macam wacana yang berkembang. Sebut saja pemikiran Gus Dur tentang pluralisme, kebebasan, demokrasi, kemanusiaan, toleransi dan masih banyak yang lainnya merupakan pemikiran yang menarik untuk dikaji, menginspirasi banyak orang dan menjadi sumbangsih yang berharga untuk negeri ini.
Tidak hanya dari sisi pemikiran, kontribusi nyata Gus Dur secara aksi berbuat adalah pengabdian kepada agama melalui jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Tertulis dalam tinta sejarah bahwa Gus Dur adalah salah satu tokoh penggagas khittah NU 1926 pada Muktamar NU ke 27 tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur. Selain itu Gus Dur pun dipercaya untuk memegang pucuk pimpinan tanfidziyah dengan mengemban amanah sebagai Ketua Umum PBNU dari tahun 1984 hingga 1999.
Kontribusi lain Gus Dur adalah dalam bidang kenegaraan yaitu mendirikan wadah aspirasi politik yang menjadi warisannya hingga saat ini berupa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sehingga mengantarkan Gus Dur menjadi Presiden RI Ke 4 yang walaupun hanya menjabat selama 22 bulan (26 Oktober 1999 – 9 Agustus 2001) namun telah membawa perubahan besar bagi Indonesia. Diantara kebijakan Gus Dur yaitu mengenai Tionghua, Papua, TNI / Polri dan banyak kebijakan lainnya untuk kemajuan Indonesia.
Demikianlah sekelumit tulisan yang tentu tidak mampu menggambarkan sosok Gus Dur seutuhnya yang begitu besar kiprah maupun kontribusinya untuk agama dan negara. Walaupun Gus Dur sudah tiada 11 tahun yang lalu, wafat pada 30 Desember 2009 namun Gus Dur masih selalu hidup di hati semua orang terutama para santri. Gus Dur akan selalu menjadi legenda bagi para santri yang telah berbuat dari santri untuk negeri. Terima kasih Gus Dur. Alfaatihah.