Gus Andi Ali Akbar : Al Quran Diturunkan Untuk Memberi Petunjuk Manusia

0
647
Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain bersama Dr. KH. Andi Ali Akbar, M. Ag

LAMPUNG TENGAH – Awalnya dulu umat di dunia awalnya adalah Islam, karena ada rasa hasud, cucunya Nabi Adam AS kemudian pecah, kemudian memberikan kabar baik (surga) dan kabar buruk (neraka). Syariat pertama kali turun terlebih dahulu adalah menikah, maka menikahlah Nabi Adam AS dan Siti Hawa.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Dr. KH. Andi Ali Akbar, M. Ag, dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain, Jum’at (27/10/2023.) malam, di Masjid Agung Ash Sulaha, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah.

Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain bersama Dr. KH. Andi Ali Akbar, M. Ag

Gus Andi, sapaan akrabanya sehari-hari, melanjutkan, kitab suci Al Quran diturunkan didunia untuk menyelesaikan perselisihan, tapi justru ketika kitab suci diturunkan, malah manusia saling berselisih.

“Kitab suci Al-Qur’an adalah pemberi hidayah, petunjuk kepada manusia tapi dalam ayat ini malah saling berselisih / bertentangan dalam Islam, maka Allah SWT akan memberikan petunjuk bagi orang yang beriman,” tambahnya.

Wakil Katib Syuriah PWNU Lampung ini menambahkan, hidayah itu terserah Allah SWT, dan menuju hidayah itu ada 2 (dua) hal ; pertama, mempelajari Alquran. Kedua, berdoa.

“Menuju hidayah itu ada proses/ ikhtiar. Musabbibul asbab / dzat maha pemberi sebab, ada kala senang berislam lewat doa, lewat media sosial, lewat jalur teman, dan lain-lain,” tambahnya.

“Contohnya, Kanjeng Nabi Muhammad Saw pernah menangis kepada Allah SWT, kenapa pamannya Abu Thalib belum mau masuk Islam,yang dapat dikehendaki oleh Allah SWT dapat hidayah itu di faham kan dalam beragama,” tambahnya.

“Allah SWT memberi hidayah kepada yang dikehendakinya, nah, kita umat Islam mendapatkan hidayah lewat kitab suci Alquran,” imbunya.

Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain bersama Dr. KH. Andi Ali Akbar, M. Ag

Alumni Pondok Pesantren Blokaagung, Banyuwangi, Jawa Timur ini menambahkan,Thariqah terbaik adalah tafaqquh fiddiin / ngaji, jalannya menjadi terbaik, dzikir dan fikir harusnya seimbang, dengan berdzikir tambah semakin cinta, tambah berfikir tambah cinta.

“Kita mengenal Allah SWT dengan karakter / sifatnya, bukan karena fisiknya. Sama seperti orang, ketika saling mencintai karena karakternya, bukan karena fisiknya,” tambahnya.

“Allah SWT adalah maha menghendaki, Allah maha pemberi kasih sayang. Ayat selanjutnya, ia menjelaskan, ayat ini adalah orang jika ingin masuk surga harus di uji dulu, ada problem sosial, ada problem kehidupan lainnya, jika Allah SWT menyukai / senang dengan hambanya maka ia di berikan cobaan / bala’,” tutupnya.

 

(REDAKSI)