Khutbah Juma’at NU: 4 Macam Teman Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jailani

0
5751

Khutbah Jum’at kali ini menghadirkan nasehat dari Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tentang macam-macam teman, mana yang harus dihindari dan mana yang harus kita bergaul dengan mereka.

Teks Khutbah Jum’at ini bisa Anda gunakan dengan gratis. Berjudul “4 Macam Teman Menurut Syaikh Abdul al-Jailani”. Semoga bermanfaat.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا سُبُلَ السَّلاَمِ بِرَحْمَتِهِ, وَأَفْهَمَنَا بِرِسَلَةِ نَبِيِّهِ وَحَبِيْبِهِ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه, اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَائِدِ الْخَلْقِ خَيْرِ الْبَرِيَّة, وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْأَبْصَارِ الثَّاقِبَةِ.

أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيَّهَا الحْاَضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ. وقال الله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 

Hadirin yang dirahmati Alloh..
Marilah kita semua terus berusaha menyempurnakan takwa kita kepada Alloh, dengan taat menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Semoga usaha takwa kita selalu diberi petunjuk dan kemudahan oleh Alloh SWt, amiin ya robbal Alamin.

Hadirin, رحمكم الله

Usaha takwa dan iman kita ini bisa terarahkan salah satunya dengan cara bergaul dengan orang-orang solih dan Alim. Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpesan kepada kita untuk pandai memilih teman yang baik. Beliau mengatakan bahwa teman itu dibagi menjadi 4 macam:

  1. رَجُلٌ لَا لِسَانَ لَهُ وَلَا قَلْبَ (Orang yang tidak memiliki lisan dan hati)

“Tidak memiliki lisan” artinya tidak baik dan sopan dalam tutur bicaranya, sedangkan “tidak memiliki hati” artinya tidak ada kebaikan dalam hatinya. Syekh Abdul Qadir menjelaskan bahwa; orang yang tidak memiliki lisan dan hati ini adalah termasuk golongan orang yang bodoh dan Ahli neraka, sehingga kita dilarang untuk berteman dengannya.

2. رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلَا قَلْبٍ (Orang yang memiliki lisan tapi tidak punya hati)

Yakni lisannya penuh dengan kalam hikmah, namun buruk hatinya, Syekh Abdul Qadir al-jailani berpesan bahwa orang yang baik lisannya namun buruk hatinya ini sangat berbahaya, sehingga kita dianjurkan menjauhinya.

Dikisahkan di zaman Nabi Musa, ada seseorang (sebut saja fulan) yang lahiriyah dlohirnya banyak berjuang atas nama agama, namun tujuan hatinya ternyata hanya mencari dunia. Beberapa waktu kemudian, Fulan ini menghilang tanpa kabar, sehingga Nabi Musa menanyakan kabar beritanya, kemudian datanglah seseorang dengan membawa anjing.
Orang itu berkata; Wahai Nabi Musa, anjing yang ku bawa ini adalah Fulan yang engkau cari. Sambil keheranan, kemudian Nabi Musa berdoa: “Ya Alloh rubahlah anjing ini menjadi wujud Fulan aslinya”. Lalu Alloh menjawab, “Wahai Musa, tidak ku kabulkan permintaanmu tapi ku beritahu kamu bahwa Fulan ini telah berjuang demi agamanya, tapi buruk hatinya karena bertujuan mendapatkan dunia.

3. رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ (Orang yang memiliki hati tapi tidak memiliki lisan)

Yakni orang baik hatinya dan tertutup (sedikit bicara). Orang ini, kata Syekh Abdul Qadir al-jailani, adalah wali Alloh yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat karena ia hanya fokus memperbaiki hatinya sendiri. Dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin, juz 3, hal. 447 ada sebuah hadis qudsi bahwa Alloh berfirman:

أَوْلِيَائِي تَحْتَ قُبَابِي لَا يَعْرِفُهُمْ غَيْرِي

“Para wali/kekasihku itu berada dibelakangku, yang tidak dikenali oleh siapapun selain diriku”.

Hal ini senada dengan hadis nabi:

رُبَّ أَشعَثَ أَغْبرَ ذِي طِمْرَينِ مَدفُوعٍ بالأبوابِ لَو أَقسَمَ على اللهِ لأَبَرَّهُ

“Banyak orang yang kusut berantakan rambutnya, yang dekil kotor kulitnya, yang kumuh pakaianya, yang tidak dihiraukan/diperhatikan orang lain, namun andai ia berdoa kepada Alloh, pasti akan Alloh akan mengabulkannya.”

Syekh Abdul Qadir al-ـailani berpesan kepada kita untuk berteman dan Khidmah/mengabdi kepada para kekasih Alloh ini, supaya kita terbimbing oleh kebaikannya.

“Hanya duduklah kalian disamping orang alim yang bisa mengajakmu pada 5 hal: dari ragu menjadi yakin (iman), dari riya menjadi ikhlas, dari cinta dunia menjadi zuhud, dan dari sombong menjadi tawadlu’, dan dari permusuhan menjadi persahabatan.”

4. رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ وَقَلْبٌ (Orang yang baik lisan dan hatinya)

Orang semacam ini adalah orang alim yang lisannya mampu menjelaskan nasihat Alloh dan hatinya ikhlas tanpa mengharap dunia. Orang semacam inilah yang nanti akan didoakan oleh semua mahluk hidup dimuka bumi, sebagaimana hadis:

 رَجُلٌ آتَاهٌ اللهُ عِلْمًا فَبَذَلَهُ لِلنَّاسِ وَلَمْ يَأْخُذْ عَلَيْهِ طَمْعًا وَلَمْ يَشْتَرِ بِهِ ثَمَنًا

Seseorang yang diberi ilmu oleh Alloh lalu ia sampaikan ilmu itu kepada orang lain dan ia tidak minta upah serta tidak menukarnya dengan dunia

فَذَلِكَ تَسْتَغْفِرُ لَهُ حِيْتَانُ الْبَحْرِ وَدَوَابُّ الْبَرِّ وَالطَّيْرُ فِي جَوِّ السَّمَاءِ وَيُقَدَّمُ عَلَى اللهِ سَيِّدًا شَرِيْفًا حَتَّى يُرَافِقَ الْمُرْسَلِيْنَ

Orang alim semacam ini akan didoakan oleh ikan-ikan di lautan, hewan-hewan di daratan serta burung angkasa agar diampuni dosa-dosanya oleh Alloh hingga sehingga diangkat oleh Alloh sebagai orang mulia sejajar dengan para rosul.

Hadirin, رحمكم الله

Demikianlah 4 tipe orang yang layak atau tidak untuk kita jadikan teman, menurut Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

  1. رَجُلٌ لَا لِسَانَ لَهُ وَلَا قَلْبَ (Orang yang buruk lisan dan hatinya)
  2. رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلَا قَلْبٍ (Orang yang baik lisannya tetapi buruk hatinya). Syekh Abdul Qadir al-jailani berpesan, kita dilarang berteman dekat dengan kedua orang semacam ini
  3. رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ (Orang yang baik hatinya tapi lisannya pendiam)
  4. رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ وَقَلْبٌ (Orang yang baik lisan dan hatinya) Syekh Abdul Qadir al-jailani berpesan, kita harus berteman dekat dengan mereka berdua karena mereka kekasih Alloh dan dapat menuntun kita pada kebaikan.

Hadirin, رحمكم الله

Semoga kita selalu mendapat taufiq dan hidayah oleh Alloh serta disandingkan dengan orang-orang alim dan sholih yang dapat membimbing kita pada kebaikan, amiin ya robbal Alamiin…

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَاعَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه, اَمَّا بَعْدُ فيا عباد الله إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ مَااسْتَطَعْتُمْ

أَعُوذُ بِاللّهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَلَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَاَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ . رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ, اَللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَخْشَآءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ, اَللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا سُلْطَانًا ظَالِمًا فَاجِرًا بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنِ.

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Oleh: Dr. KH. Andi Ali Akbar, M.Ag (Wakil Katib Syuriah PCNU Lampung Tengah)

Sumber Gambar: NU Online