Sampaikan Protes dan Pernyataan Sikap, Aliansi Santri Nusantara Gelar Aksi Damai dan Doa Bersama di Polda Lampung

0
88

Bandar Lampung— Ribuan peserta aksi damai yang tergabung dalam Aliansi Santri Nusantara, bersama para kiai sepuh, gus, alumni santri, serta sejumlah organisasi santri dari berbagai pondok pesantren di Indonesia, mendatangi Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Lampung, Rabu (15/10/2025). Kedatangan mereka bertujuan untuk menyampaikan pernyataan sikap dan menggelar doa bersama.

Pihak Polda Lampung menyambut rombongan aksi dengan baik dan mengundang perwakilan peserta ke Aula Mapolda untuk berdialog.

Dalam sambutannya, Kiai Haji Maisir menegaskan kecintaannya kepada para ulama.

“Sebagai santri, kami rela disakiti, asalkan jangan kiai kami yang disakiti,” ujarnya.
Beliau berharap peristiwa yang menyinggung marwah kiai dan pesantren ini dapat menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali di masa mendatang.

Sementara itu, Kiai Haji Ahmad Maksum Abror menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan aksi demonstrasi, melainkan penyampaian sikap dan doa bersama.

“Ini bukan unjuk rasa, tetapi bentuk kepedulian dan solidaritas kami terhadap marwah pesantren dan para kiai,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Kiai Haji Ihya Ulumuddin, yang menyatakan keprihatinannya terhadap tayangan Trans7 dalam program Xpose Uncensored tanggal 13 Oktober 2025 yang dinilai menyinggung kehormatan kiai dan lembaga pesantren.

“Kalau kami disebut budak kiai atau jongos kiai, kami bangga. Tapi jika kiai kami dihina, difitnah, dan dilecehkan, kami tidak terima,” tegasnya.

Sejumlah peserta aksi juga menyampaikan orasi agar pihak kepolisian memproses hukum seluruh pihak yang terlibat dalam tayangan tersebut.

Sembilan Poin Pernyataan Sikap Aliansi Santri Nusantara

  1. Mengecam keras tayangan Trans7 yang dinilai melanggar etika jurnalistik dan moral publik.
  2. Menuntut Trans7 untuk meminta maaf secara langsung dan terbuka kepada Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, melalui siaran resmi di media nasional.
  3. Menuntut permintaan maaf terbuka kepada seluruh ulama dan komunitas pesantren di Indonesia.
  4. Meminta Trans Corporation bertanggung jawab penuh atas dampak negatif pemberitaan tersebut terhadap dunia pesantren.
  5. Meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini sebagai dugaan pencemaran nama baik, ujaran kebencian, dan penghinaan terhadap institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia.
  6. Meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak tegas Trans7 sesuai peraturan yang berlaku.
  7. Mengimbau seluruh santri dan masyarakat agar tetap menjaga kondusivitas dan tidak melakukan tindakan anarkis.
  8. Mengajak media nasional menjunjung tinggi nilai keadilan, objektivitas, dan penghormatan terhadap lembaga pendidikan Islam.
  9. Mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh oleh tayangan tersebut serta tetap berpikir kritis terhadap isu negatif tentang pesantren.

Koordinator Lapangan aksi, Kiai Haji Ahmad Maksum Abror, menegaskan bahwa kedatangan mereka bukan untuk mendemo Polda Lampung, melainkan untuk menyampaikan aspirasi secara damai.

“Kami selalu berkoordinasi dengan kepolisian agar Lampung tetap kondusif. Harapan kami, aspirasi para kiai, gus, dan alumni pesantren dapat diteruskan kepada Kapolda hingga ke Kapolri,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kapolda Lampung menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan aksi yang berjalan damai.

“Kami berterima kasih kepada para kiai, gus, dan santri yang telah menyampaikan aspirasi dengan tertib. Tuntutan tersebut sudah kami teruskan ke Mabes Polri. Yang terpenting, kita semua mampu menjaga situasi agar tetap tenang dan kondusif,” ujarnya.