KH Fathul Mujib: Orang Yang Mencari Ilmu Tidak Ada Tandingannya

0
299
Ngaji Rutinan Malam Selasa Wage Bersama KH. Fathul Mujib

LAMPUNG TENGAH – Bahwa jika melihat mendung pada bulan puasa maka digenapkan 30 hari. Selanjutnya, diam itu adalah akhlaq yang baik, diam itu adalah “sayyidul akhlaq“, shalat itu adalah tiangnya agama, jadi kuncinya segala kebaikan dalam kehidupan adalah shalat, maka ia menjadi rukun Islam. Jika hanya satu tiang tidak boleh, ia menjadi sah / tidaknya semua hal kebaikan yang kita lakukan. Ia menjadi sah dan tidaknya ibadah-ibadah yang lain, ia menjadi tolak ukur ibadah lainnya.

Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, KH Fathul Mujib, dalam Ngaji Rutinan Malam Selasa Wage Kitab Mukhtarul Hadits, di Masjid Agung Ash Sulaha Kotagajah, Senin, 30/10/2023 malam.

Ngaji Rutinan Malam Selasa Wage Bersama KH. Fathul Mujib

Selanjutnya beliau menjelaskan, Shalat di Masjidil haram 1 raka’at itu pahalanya 100 ribu rakaat di masjid biasa, pahalanya luar biasa. Sholat di masjid Madinah berbanding pahalanya 100 raka’at, Sholat di masjid al maqdis pahalanya 500 raka’at.

“Membaca sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad itu adalah cahaya di atas shirot. Kelak, Neraka itu tidak mau di masuki sama orang yang suka membaca sholawat. Kita maksimalkan sebanyak banyaknya membaca sholawat minimal 1000 kali, shalallahu ‘ala Muhammad. Barang siapa membaca sholawat 80 kali maka akan melebur dosa orang tersebut selama 80 tahun,” tambahnya.

Mustasyar PWNU Lampung ini menambahkan, orang yang berpuasa dan membaca Alquran, keduanya memberikan syafaat/pertolongan pada hari kiamat yang akan datang. Pahala itu bertindak sendiri untuk memberikan syafaat kepada orang yang melaksanakan kedua hal tersebut di atas.

“Orang yang mau mengaji atau mencari ilmu agama, maka semua binatang meminta ampun kepada manusia tersebut. Sedekah itu kepada orang yang sangat membutuhkan, berbuat baik kepada orangtuanya, silaturahim kepada teman akan membelokkan celaka/bahaya menuju keberuntungan, kegiatan istimewa tersebut menambah usia, dan panjang umur,” tambahnya.

Ngaji Rutinan Malam Selasa Wage Bersama KH. Fathul Mujib

Alumnus Pondok Pesantren Darussalam, Sumber Sari, Kediri, Jawa Timur ini menambahkan, tertawa di dalam masjid bisa membuat gelapnya di alam kubur. Tertawa ada dua jenis, yaitu ; yang disukai Allah SWT dan tidak. Pertama, yaitu orang laki-laki senyum pada temannya, dan kedua, senyum yang dibenci Allah SWT, laki-laki yang membuat lelucon yang membuat tertawa/dagelan.

“Menjamu tamu itu adalah tiga hari, lebih dari empat, atau lima hari itu seperti keluarga sendiri, maka muliakan tamu. Tamu itu datang membawa rezekinya masing-masing, ketika makan jangan meninggalkan nasi satupun dalam piring,” tambahnya.

“Tamu yang pulang itu membawa dosanya yang punya rumah, taatnya perempuan kepada suami, menjadi tolak ukur taat kepada Allah, SWT. Orang yang menuntut ilmu sama dengan mencari rahmat Allah SWT, orang yang mencari ilmu tidak ada tandingannya,” tutupnya.

(REDAKSI)