LAMPUNG TENGAH – Dimalam yang istimewa ini, semoga kita semua mendapat pitulungan (pertolongan) syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad Saw, dan sekaligus hormat birrul walidaini agenda Haul Almarhum Almaghfurlah ke – 38 KH. Aminan.
Kanjeng Nabi Muhammad Saw itu sangat istimewa, mulia, Allah SWT menciptakan surga untuk Kanjeng Nabi Muhammad. Kita ikuti Kanjeng Nabi Muhammad, kita itu cuma nunut, kita memantaskan diri seperti umat Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Manusia mencontoh kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw, bukan kepada malaikat, beliau adalah manusia yang sempurna, beliau sejak kecil adalah contoh yang sejati, dengan gelar Al Amin, jujur, dipercaya.
Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH. Yusuf Khudori dalam agenda peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Almarhum Almaghfurlah ke – 38 KH Aminan, Selasa (24/10/2023) bertepatan 9 Rabi’ul Akhir 1445 H, di komplek Musholla Al Amin, Kotagajah.
Gus Yusuf, sapaan akrabnya sehari-hari, melanjutkan, hati-hati dalam proses mencari rezeki makan, biar hatinya bening, jika makan makanan yang haram hatinya keras. Kita harus introspeksi diri, jika kebanyakan makan haram akan keras. Haram itu ada 2 (dua) jenis; pertama, lidzatihi (dzatnya), babi, anjing, dan lain-lain. Kedua, haram karena sebabnya, tahu halal, tapi prosesnya mencuri.
“Sebagus-bagus rezeki adalah hasil pertanian, itu hadirnya hadits ketika Kanjeng Nabi Muhammad di Madinah. Manusia yang jadi pemimpin jadilah pemimpin yang adil, hukum berlakunya untuk semuanya. Beliau Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah mengayomi seluruh alam / rahmatan lil ‘alamin, semua suku dilindungi,” tambahnya.
Beliau melanjutkan, umat Islam wajib melindungi saudara kita yang kafir dzimmi, selama ia tidak menganggu. Islam menjamin kedamaian, inti ajaran Kanjeng Nabi Muhammad Saw adalah akhlaqul karimah. Tugas utama Rasullullah SAW dimuka bumi adalah menyempurnakan akhlak manusia semuanya.
“Sholat itu adalah syariat, hakikatnya adalah memperbaiki akhlaq. Jika kita semakin rajin shalat maka semakin tambah andap ashor, tambah tawadhu’, bukan menyalahkan kepada orang – orang yang di perempatan, langsung memvonisnya ke neraka, terkait tentang puasa kita untuk menahan emosi, menahan hawa nafsu, hakikatnya puasa adalah tujuan adalah memperbaiki akhlaq.
Tentang situasi jelang pesta demokrasi 2024 mendatang, beliau berpesan, dalam pilihan politik kita saling menghormati, saling menghargai, tetap menjaga persaudaraan. Pesta demokrasi di Indonesia kita rayakan dengan riang gembira, jangan sikut-sikutan, tapi bertanggung jawab. Dalam politik bebas tapi bertanggung jawab. Suara kita gunakan kebenaran, untuk menyetopnya kesewenangan dimuka bumi.
Beliau melanjutkan, bahwa Siti Aisyah RA menyampaikan jika ingin meniru Kanjeng Nabi Muhammad Saw maka pelajarilah Alquran. Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad Saw tidak bisa ditiru, diberikan mukjizat oleh Allah SWT berupa Alquran, bias dibaca semua umat, dipelajari, dimaknai, mukjizat yang bisa di amalkan semua manusia.
“Maka oleh karena itu anak-anak kita perintahkan ngaji. Sekolah penting, ngaji tujuannya untuk memperbaiki akhlaq, ngaji untuk memperbaiki laku. Lebih gampang minterke wong bener, daripada benerke wong pinter,” tambahnya.
Beliau melanjutkan, di Pondok Pesantren dilatih akhlaq, dilatih adab, tidak hanya mencari nilai. bukan hanya pinter, tapi memperbaiki akhlak, di pondok pesantren adalah tempat barokahnya ilmu, menghormati guru,
Oleh karena itu dandani (perbaiki) akhlaqnya dulu, baru bener dulu, jika pingin punya anak yang bener maka pelajarilah Alquran, didalamnya semua akhlaqul karimah. Maka akan tercapai awladan abroro, anak-anak yang berbuat kebaikan.
“Barang siapa meninggalkan anak-anak / generasi yang bodoh, maka dosa-dosa anaknya yang menanggung orang tuanya. Anak-anak harus di paksa ngaji, untuk memperbaiki akhlaq. Orang tua harus mengarahkan pendidikan anaknya, pendidikan mondok di Pondok Pesantren bukan tawaran, tapi pilihan,” tambahnya.
Beliau melanjutkan, orang tua butuh ketegasan, ini yang membuat kerusakan dunia. Ibu dan bapak harus kompak, jangan nunggu bobrok akhlak anaknya. Mari kita selamatkan anak-anak kita, mari kita pondokan anak-anak kita ke pondok pesantren.
“Jangan sampai anak – anak kita hanya menjadi tong sampah media sosial, seperti; film, sinetron, tik tok. Mari, anak-anak kita didik dengan Al-Qur’an, dengan akhlaqul karimah,” tutupnya.
Disela- sela mauidhotul hasanah KH. Yusuf Khudori mengajak hadirin dengan bersama – sama membaca Sholawat Asyghil, dan sekaligus ditutup dengan do’a.
(REDAKSI)