LAMPUNG TENGAH – Ngaji malam ini membahas tentang QS Ali Imran ayat 66, ayat tersebut menjelaskan tentang orang yang ahli kitab tapi menentang sesuatu padahal mereka sudah tahu. Kenapa mendebat sesuatu yang sudah tahu, para Yahudi itu saling berbantahan tentang keberadaan nabi Ibrahim AS.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Katib Syuriah PWNU Lampung, Dr. KH. Andi Ali Akbar, M. Ag, dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain, Jum’at, (2/5/2025) malam, di Masjid Agung Ash Sulaha, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah.
Gus Andi (sapaannya sehari – hari), ia melanjutkan, jarak nabi Ibrahim AS dengan nabi Musa AS, adalah 1900 tahun. Maka, kita wajib bersyukur mempercayai sekaligus mempelajari ajaran syariat Islam sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad Saw. Maka, saya berpesan kepada bapak dan Ibu yang mengelola sekaligus mengajar di TPA / TPQ perkenalkanlah sejak dini anak – anak kita harus wajib tahu dan hafal nama-nama nabinya Allah SWT, supaya tidak terjadi pembelokan sejarah para nabi.
Ketua STISDA Lampung Tengah ini menambahkan, Nabi Ibrahim AS itu bukan Yahudi juga bukan Nasrani, tapi ia adalah sosok yang muslim (berserah diri). Para Ulama mengatakan, orang Yahudi dan orang Nasrani jika disadarkan untuk diajak masuk agama Islam lebih mudah orang Nasrani, orang Yahudi itu selalu mencari – cari alasan. Yang berhak mengikuti nabi Ibrahim AS bukan kaum Yahudi dan kaum Nasrani, tetapi para Nabi setelahnya hingga umatnya nabi Muhammad Saw.

Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah Dusun Kauman, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah ini melanjutkan, syari’atnya nabi Muhammad Saw itu ringan sama seperti syariat era Nabi Ibrahim AS, yang berat syariat era Nabi Musa AS, contoh jika manusia ingin taubat itu harus bunuh diri. Oleh karena itu, umatnya nabi Muhammad SAW orang-orang mukmin itu dijaga api neraka.
Alumnus Pondok Pesantren Blokagung Banyuwangi, Jawa Timur ini melanjutkan, Sayyidina Utsman bin Affan RA, menyampaikan, sebesar apapun / sekecil apapun urusan duniawi itu adalah cobaan, sedangkan sebesar / sekecil apapun kegiatan ibadah itu adalah urusan akhirat. Orang yang Yahudi itu suka dengan orang Islam yang murtad atau keluar dari agama Islam, hakikatnya dia mencelakakan kepada dirinya sendiri.
(REDAKSI)